- By Anggita Nikma
- On December 28, 2017
- No Comment
- By Anggita Nikma
- On December 19, 2017
- No Comment
Apa sih yang mucul di bayangan kalian ketika mendengar cinta masa SMA? Biar kutebak, mungkin kalian akan ingat Galih dan Ratna seperti di lagu Chrisye, atau mungkin yang terbaru adalah Dylan dan Milea, atau mungkin kisah lain yang banyak digambarkan dalam novel dan layar kaca. Banyak gambaran muncul ketika kita membahas ini, dan yang paling umum terjadi adalah cinta antar siswa atau jatuh hati antar remaja. Kali ini aku berikan cerita yang tidak biasa, yaitu cerita cinta guru dan siswa. Sedikit pengalaman pribadi yang aku bagikan, sekilas mengembalikan memori dan menuliskan cerita berkesan yang jarang orang rasakan.
•Pertemuan : Rencana Tuhan
Aku memaknai pertemuan sebagai sebuah rencana Tuhan yang kita kadang tidak mengerti apa tujuannya. Yakinlah bahwa orang-orang yang kita temui memiliki tujuan dan peran tertentu untuk kita. Begitu pula untukku.
30 Juni 2014 aku memulai perjalanan baru di tempat kerja baru. Ketika itu aku adalah seorang fresh graduate yang masih minim pengalaman dalam bersosialisasi. Proses adaptasi dengan lingkungan kerja berlangsung lancar karena aku tidak terlalu asing dengan sistem kerja di tempat ini. Tempat kerja baruku adalah sekolah swasta baru yang diisi tenaga-tenaga muda dan siswa yang terseleksi secara baik. Fasilitas maupun program sekolah pun sangat mendukung kegiatan akademik yang berlangsung di sekolah ini. Singkat cerita, aku menikmati ritme kerja dan lingkungan dimana aku dipertemukan dengan orang-orang hebat dan hangat.
Agustus 2014 aku mulai merasa pertemuanku dengan siswa-siswi disini menghasilkan sesuatu yang lain. Aku merasa ada yang memperhatikanku lebih, yang mulai membuatku penasaran.
Pertama aku mendapat salam dari siswiku sendiri, yang justru salam itu disampaikan melalui orang di luar sekolah. Penasaranku bertambah karena ini tidak hanya terjadi satu kali.
Kedua adalah adanya chat dari siswi pemberi salam ini, yang akhirnya aku tahu siapa nama dan kelasnya. Siswi ini adalah Anggita Nikma Hanum kelas 12B. Entah dari mana dia dapat akun line ku. Yang jelas, chat ini terus berlanjut dan aku pun nyaman dengan percakapan kami. Meski sedikit topik bahasan yang kami miliki, entah mengapa kami bisa memulai chat dari sebelum jam 4 pagi dan selesai larut malam.
Ketiga, kami mulai mencari waktu untuk bisa benar-benar mengobrol di beberapa kesempatan. Misalnya setelah mengajar kelasnya, aku berlama-lama di kelas dengan pura-pura menghapus papan tulis atau membereskan laptop, dan dia pun keluar kelas terakhir dengan menyempatkan diri beberapa menit menyapa dan bercakap denganku. Atau mungkin dia berada di koridor kelas ketika aku lewat agar paling tidak saling senyum satu sama lain. Pernah suatu waktu aku sengaja mencetak dokumen di luar kantor guru hanya agar bisa melihat dia akan mengikuti pelajaran olahraga. Dia lewat memakai baju olahraga sambil membawa tumbler berisi air putih dan kami berdua melakukan tos tangan. Lucu rasanya mengingat hal-hal kecil yang kami lakukan untuk merawat pertemuan kami yang jarang. Hal-hal lain pun aku lakukan agar lebih mengenal dia, mulai dari mencari akun sosial medianya, mencari data di ijazahnya, melihat alamat dan tanggal lahirnya, sampai pernah mencari loker dimana dia menyimpan laptopnya. Paling tidak hal-hal ini bisa menjadi bahan perbincanganku dengan dia, agar semakin seru tiap malam dan hariku.
Kalau cerita cinta anak SMA mungkin dibumbui kejahilan atau kenakalan, kami pun merasakannya dalam bentuk yang lain. Chat yang kami lakukan di line misalnya, seharusnya ini tidak bisa dilakukan karena sekolah melarang pemakaian smartphone. Namun aku tidak mau smartphonenya ketahuan karena nanti kami tidak bisa berkomunikasi. Kemudian beberapa kali kami saling memberikan jajan atau snack saat sore hari, yang seharusnya kami tidak boleh berinteraksi. Saling tatap di kelas maupun waktu latihan upacara, kemudian foto berdua berseragam sekolah, mencuri pandang saat di kantin sekolah saat sarapan pagi, dan hal-hal lucu lain yang menunjukkan bahwa kami saling tertarik dan ingin menunjukkan perhatian.
Aku tidak tahu kapan tepatnya aku mulai merasakan cinta kepadanya, karena proses ini adalah momen yang tak pernah kuduga. Aku tak yakin awalnya apa yang kurasakan, sampai pada tahap aku rela berkorban untuknya. Berkorban dalam arti kecil dimana aku mau melakukan hal-hal yang tak pernah kulakukan sebelumnya untuk dia. Jadi prosesnya bermula dengan penasaran, kemudian perhatian, dilanjutkan dengan kerelaan berkorban, dan aku sadari ini adalah rasa sayang.
Jadi apa makna pertemuanku dengan Gita?
Pertemuan adalah rencana Tuhan, yang jika kita tidak peka maka rencana itu tidak akan terlaksana. Beruntung pertemuanku dengan Gita mampu kami sadari sebagai pertemuan yang tidak biasa. Terlepas dari bagaimana awal pertemuan atau siapa yang memulai sebuah kedekatan, aku yakin bahwa pertemuan kami adalah rencana baik yang telah ditetapkan Tuhan. Pertemuan dan kedekatan kami bukanlah hal acak yang terjadi. Perhatian kami satu sama lain bukanlah rasa sesaat yang muncul dan pergi. Dan kerelaan berkorban kami bukanlah keinginan sendiri yang tanpa arti. Aku yakin kami ini dipertemukan dan didekatkan, karena tanpa campur tangan rencana Tuhan, hati kami takkan tergerakkan.
Bagiku, pertemuan dengannya adalah kado Tuhan yang tak kuduga. Meski ada ragu di awal, namun tanda-tanda semesta meng-iya-kan kami berdua. Pertemuan ini adalah rencana yang berakhir pada sebuah tujuan. Meski tujuan itu belum sepenuhnya kami raih, namun kami selalu upayakan agar rencana ini berujung kenyamanan dan kebahagian. Atau mungkinkah Tuhan memberikan rencana lain dalam pertemuan baru? Aku berharap tidak ya Tuhan. Hentikanlah langkah kami di rencana-Mu yang ini, yang telah kami mulai dan kami yakin tiada akan kami akhiri.
- By Anggita Nikma
- On November 17, 2017
- No Comment
We arrived in The Crabby’s and it was quite nice there. The parking lot was large and quite cool the air there. It has opened area surrounded by decorated walls. We directly made our order. Sorry for not taking picture of the menu and the place too, completely forgot. The menus vary for 2-3 person until large number of group. After ordering the main course, mostly crabs and shrimps, we chose how they’d be cooked and the sauce on it. We ordered barbeque sauce with medium spicy level, coz mas doesn’t like spicy while I like spicy the most. We ordered banana juice and, as usual, mineral water for mas. And while we’re waiting for the food, kami foto-foto deh. Eh, aku difotoin mas maksudnya. Yakin deh tuh hpnya mas 95% isinya fotoku, 3% foto yg berkaitan tentang pekerjaan, 1% fotonya mas, 1% foto yg pemandangan dan yg lain-lain
Before our food arrived, we got a napkin, made of paper, and another bigger one to be put on the table. Later, we eat directly from table, no big plates or bowls. And here it is:
- By Anggita Nikma
- On October 27, 2017
- No Comment
It's not difficult to get there. Tinggal menyusuri jalan aja ke arah Hutan Pinus Mangunan. Setelah Makam Raja Imogiri, sebelum hutan pinus. Nanti ada papannya kok:
Nah kami pesen Nasi Campur, Mie Kuah, Pisang Goreng, dan minumnya Es Jeruk. Pisang gorengnya ncur enak parah ga bohong



- By Anggita Nikma
- On October 12, 2017
- No Comment
Spot 1: 15k
Spot 2: 10k
Spot 3: 10k
Spot 4: 15k